
Lebih awal membayang wajahmu yang sayu.
Aku luapkan seketika pada sajak-sajak,
Aku kejar dalam keimanan yang membabi buta sampai ditampar kondisi bodoh,
Sampai ditengarai konklusi payah
Tak kuhiraukan, asalkan Non Angelina rela berdua memakai payung bersama denganku hindari hujan di lembah penuh lembayung.
Kuajak Non mari sini,
Kuajak Non lihat bukti ini,
Ada tantangan gelap yang menyertai yakin
Hirau! Hiraukan saja, persetan! Kataku merayu.
Lihat perasaanku enggan tertahan.
Yakinlah padaku sebab di sini banyak lumpur
Denganku kau dapat lewati ketidakpastian keyakinan
Non berkerudung jingga bungamu janganlah cepat gugur.
Ada kupu-kupu liar yang pernah hinggap,
Ada musim dimana ulat-ulat pernah menyerang daun-daun,
Tapi sekali lagi aku katakan PERSETAN meski gagap.
Jangan terus dikau melamun.!
Aku memburu keluah kesahmu meski kata-kata makin berpeluh,
Lengkapi aku, teriakku menggelegar..
Kelebihanmu adalah tempat buat daku mengeluh,
Kekuranganmu akan kubuat pagar.
Tak adalagi kupu-kupu liar,
Kumbangpun enggan mengusik,
Cacing pun cemburu dan berbisik.
Hingga tiba resepsi yang di gebyar.
Aku menciumu dengan halal.
Persetan apa kata mereka
Sebab saat ini banyak kejujuran adalah gombal
Yakinlan Non Angelina denganku bersama bisa merdeka.
Mataram, Selasa 21 Maret 2023
Tinggalkan komentar